Batman Logo AIM Achmad

AIM Achmad

We are not the First but try to be the best

AIM Achmad

Jadilah Orang Yang Selalu Sabar

AIM Achmad

Jangan Terlalu Memaksakan Kehendak

AIM Achmad

Jangan Menyerah

AIM Achmad

Hidup Berawal Dari Mimpi

Kamis, 08 November 2012

SEJARAH SMK NEGERI 1 PURWOREJO


SMK Negeri 1 Purworejo adalah salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Purworejo yang melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan Teknik. Proses yang cukup panjang telah dialami oleh Sekolah iini untuk menjadi seperti sekarang ini.

Berawal dari semangat dan cita-cita luhur beberapa putera daerah Kabupaten Purworejo, pada tahun 1963 mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan yang bernaung di bawah Yayasan Sekolah Perkapalan Semarang dan diberi Nama STM Perkapalan Purworejo di Jalan Raya Kutoarjo – Purworejo km 2,5 tepatnya di Desa Kledung Karang Dalem Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo.

Pada bulan Juni 1966 Sekolah ini meningkat menjadi Kelas jauh dari STM Negeri II Semarang untuk Jurusan Mesin Kapal dan kelas jauh dari STM Negeri IV Semarang untuk Jurusan Dermaga Samudera.
Pada tahun 1967 Sekolah ini ditetapkan menjadi STM Negeri Purworejo melalui SK Menteri P dan K Nomor : 389/Kep.Dit.pt/86/67 tertanggal 16 Oktober 1967 dan membuka jurusan Mesin untuk menggantikan jurusan Mesin Kapal.

Sesuai dengan kebutuhan daerah saat itu dengan SK Menteri P dan K No. D. 302/Set-DDT/69 tertanggal 27 Desember 1969 Jurusan Dermaga Samudera diganti dengan Jurusan Bangunan Air dan Bangunan Gedung ditambah Jurusan Baru yakni Jurusan Listrik. Dengan demikian SMK Negeri 1 Purworejo atau STM Negeri Purworejo dinyatakan berdiri sendiri sebagai Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kabupaten Purworejo sejak tanggal 16 Oktober 1967 dan Kepala Sekolah pertama yang memimpin STM Negeri Purworejo adalah Alm. R. Ma’oen Setjonolo sampai dengan tahun 1971.

Tahun Pembelajaran 1971 sampai dengan 1976 terus dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan pelayanan pendidikan dibawah kepemimpinan Alm. Drs. Hadi Wijono. Tahun 1976 sampai dengan tahun 1988 dibawah kepemimpinan alm. R. Wachjudi, BE terjadi penggolongan Rumpun yakni Rumpun Bangunan dengan Program Studi Bangunan Gedung, Rumpun Listrik dengan Jurusan Listrik Instalasi dan Rumpun Mesin dengan Program Studi Mekanik Umum ( SK Nomor 108/C4/Kep/I.86 tertanggal 4 Desember 1986). Bantuan pemerintah untuk dunia pendidikan kejuruan terus berlanjut pada masa kepemimpinan R. Wachjudi, BE. Rintisan untuk memperluas area Sekolah dengan Sarana dan Prasarana yang lebih representatif dikabulkan dengan dibangunnya Sekolah di lokasi yang baru di Desa Kledung Kradenan Kec. Banyuurip Purworejo tepatnya Jl. Tentara Pelajar Kotak Pos 127 Purworejo atau jalan utama Purworejo – Kutoarjo Km. 3. Letaknya sangat strategis ; 300 M barat laut dari SMK N1 Purworejo berdiri Gedung Olah Raga dan Stadion WR Supratman, tepat disebelah utara berdiri Gedung / Sanggar Pramuka, 500 M disebelah barat adalah Terminal Bus – Purworejo. Jalan utama Purworejo – Kutoarjo dilayani transportasi angkutan kota yang memudahkan masyarakat datang atau berkunjung ke SMK Negeri 1 Purworejo untuk memanfaatkan pelayanan Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan Teknik.

SMK Negeri 1 Purworejo adalah lembaga pendidikan yang terbuka bagi masyarakat luas. Tahun 1988 sampai dengan 1994 STM Negeri Purworejo dipimpin oleh R. Moch. Saleh, BE. Pada masa ini Sekolah pindah ke lokasi baru tersebut. Program Studi bertambah yakni Program Studi Teknik Pekerjaan Logam yang lebih dikenal masyarakat dengan sebutan Teknik Las dan Teknik Bangunan Air.
Tahun 1994 sampai dengan 1996 STM Negeri Purworejo dipimpin oleh Drs. Suharyanto, dan karena prestasinya dalam memimpin beliau dimutasi ke STM Pembangunan Textil Pekalongan walaupun baru 2 tahun mengabdikan dirinya di STM Purworejo.

Tahun 1994 sampai dengan tahun 2004 Drs. Sigit Pramuko R tampil memimpin STM Negeri Purworejo yang dengan adanya kebijakan pemerintah STM Negeri Purworejo berganti nama Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Purworejo ( SMK Negeri 1 Purworejo ). Pada bulan September 2004 serah terima kepemimpinan dilakukan dari Drs. Sigit Pramuko R kepada Drs. Hanafie. Sedangkan pada 10 September 2007 SMK Negeri 1 Purworejo dipimpin oleh Bapak H. Hery Maryanto, M.Pd. Dan sekarang tahun 2012 SMK Negeri Purworejo dipimpin oleh Bapak Budiyono, S.Pd. M.Pd.

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/SMK_Negeri_1_Purworejo

SEJARAH BEDUG PURWOREJO


Purworejo, CyberNews. Sejarah perkembangan Islam di Kabupaten Purworejo tidak bisa dipisahkan dengan adanya Bedug Kyai Bagelen. Bedug yang paling besar diseluruh dunia jadi sejarah yang paling penting di Provinsi Jawa Tengah, khususe wilayah eks Karesidenan Kedu, Bedug Kyai Bagelen itu populer dengan nama Bedug Pendowo. Bedug yang terkenal punya keistimewaan dibandingkan bedug lainnya. Dari wujudnya saja, Bedug Kyai Bagelan paling besar diseluruh dunia.

Kalau dilihat dari sejarahnya, bedug itu sudah berjasa menyiarkan agama Islam turun temurun di Kabupaten Purworejo dari abad ke-19. Bedug Kyai Bagelen letaknya di Masjid Agung Kauman, sebelah barat alun-alun Purworejo. Bedug itu berumur hampir dua abad dari jaman pemerintahan Bupati Purworejo pertama, Raden Cokronegoro I.
 

Bedug Kyai Bagelen sampai sekarang masih dikagumi wisatawan . Bahkan selama Ramadhan, banyak wisatawan yang sengaja dating ke Purworejo untuk melihat langsung bedug itu.
Sejarah pembuatan Bedug Kyai Bagelen bisa dihubungkan dengan sejarah berdirinya masjid agung diatas tanah wakaf seluas kurang lebih 70 x 80 m2 ukuran 21 x 22 m2 ditambah gandok ukuran ± 10 x 21 m2.
Menurut catatan sejarah, begitu selesai Perang Diponegoro (1825-1830), Pemerintah Hindia Belanda mengangkat pemimpin dari kalangan pribumi untuk memerintah wilayah Tanah Bagelen (Purworejo sekarang). Yang jadi Bupati saat itu Kanjeng Raden Tumenggung Cokronegoro I dan jabatan patih (pembantu Bupati) dipercayakan kepada Raden Cokrojoyo.
 

Pada jaman Bupati Cokro I masjid agung mulai dibangun. Berdasarkan tulisan di prasasti yang ditempel di atas pintu utama, pembangunannya selesai tahun Jawa 1762 atau tahun 1834 Masehi. Setelah pembangunan selesai, Bupati Cokronegoro I memiliki gagasan untuk melengkapinya dengan sebuah bedug yang harus dibuat istimewa sehingga menjadi tanda peringatan di kemudian hari.
 

Adik Bupati, Mas Tumenggung Prawironegoro Wedana Bragolan menyarankan agar bahan bedug dibuat dari pangkal (bongkot) pohon Jati. Pohon jati tadi sesungguhnya diambil dari Dusun Pendowo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo. Dari cerita lisan yang turun temurun, pohon-pohon jati yang terdapat di Dusun Pendowo telah berusia ratusan tahun dengan ukuran besar-besar, bahkan ada yang bercabang lima.
Dalam ilmu kejawen, pohon-pohon jati besar bercabang lima yang disebut Pendowo mengandung sifat perkasa dan berwibawa. Pembuatan Bedug yang dikenal sebagai Bedug Kyai Bagelen (Bedug Pendhawa) ini diperkirakan dilakukan pada tahun jawa 1762 atau tahun 1834 masehi bersamaan dengan selesainya pendirian bangunan Masjid Agung.
 

Pemindahan
 

Ada persoalan baru ketika bedug selesai dibuat, yakni pemindahan dari Dusun Pendowo (Jenar) ke Kota Purworejo yang jaraknya sekitar 9 KM dengan kondisi jalan yang sangat sukar dilalui. Bupati Cokronegoro I atas usul adiknya Raden Tumenggung Prawironegoro mengangkat Kyai Haji Muhammad Irsyad yang menjabat sebagai Kaum (Lebai/Naib) di desa Solotiyang, Kecamatan Loano untuk memimpin proyek pemindahan Bedug Kyai Bagelan.
 

Pemindahannya dilakukan oleh para pekerja yang mengangkatnya secara beramai-ramai diiringi bunyi gamelan lengkap dengan penari tayub yang telah menanti di setiap pos perhentian. Akhirnya setelah melalui perjalanan yang jauh dan melelahkan, Bedug Kyai Bagelen tiba di Masjid Agung Kabupaten Purworejo.
Bedug tersebuti mula-mula ditutupi bahan dari kulit banteng. Akan tetapi, setelah 102 tahun kemudian (3 mei 1936) kulit bedug bagian belakang mengalami kerusakan sehingga diganti dengan kulit sapi ongale (benggala) dan sapi pemacek yang berasal dari Desa Winong, Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo.
 

Di bagian di pasang sebuah gong besar yang berfungsi untuk menambah getaran dan bunyi (anggreng). Kini, Bedug kyai Bagelen diletakkan di sebelah dalam serambi masjid. Jika Anda ingin mendengar suaranya, datanglah pada saat Ashar, Maghrib, Isya, Subuh dan menjelang shalat Jumat.
Di samping itu, pada setiap saat menjelang sholat Sunat Idul Fitri dan Idul Adha, acara-acara atau peristiwa-peristiwa keagamaan Islam dan memperingati detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Bedug Kyai Bagelen selalu ditabuh untuk memberi tanda dan penghormatan.


PENEMU NAMA INDONESIA




Siapa sebenarnya penemu nama Negara Indonesia? Yang dimaksud dengan Indonesia adalah sebuah Negara yang terletak antara benua Asia dan Australia, yang secara geografis adalah Negara yang terletak antara 95°-141° Bujur Timur, dan 6° Lintang Utara sampai 11 Lintang Selatan.

Dari kajian sejarah, nama Indonesia ditemukan oleh James Richardson Logan dan George Samuel Windson Earl. Earl mengusulkan nama Indonesia dalam tulisannya “Journal Of The Indian Archipelago and Eastern Asia” volume IV tahun 1850. Earl punya dua calon nama yaitu Indunesia atau Malayunesia. Dia sendiri memilih nama Malayunesia karena nama ini sangat tepat untuk ras Melayu, sementara cakupan Indinesia terlalu luas. Tapi Lodan punya pendapat berbeda. Ia lebih senang memakai nama Indunesia, sebab nama itu lebih sinonim untuk Indian Island atau Indian Archipalego. Dalam perjalanan huruf “U” diganti huruf “O”, sehingga menjadi Indonesia.
Lalu bagaimana peran Adolf Bastian? Orang yang merawat dan mengenalkan nama Indonesia ke seluruh dunia? Sejarah berbicara bahwa Bastian dikenal Cuma merawat dan mempopulerkan saja. Bastian adalah seorang dokter dan sekaligus antropolog. Ia seorang guru besar etnologi di Universitas Berlin.
Kata Indonesia berasal dari bahasa Latin : Indo dan Nesioi. Indo berasal dari kata Indus yang berarti Hindia. Nama ini diberikan oleh para penjelajah asal Eropa generasi awal untuk daerah yang terbentang dari Persia dan Tiongkok. Nesioi bentuk jamak dari Nesos yang berarti pulau-pulau. Jadi Indonesia berarti pulau-pulau Hindia.
Indonesia dikenal pula dengan sebutan Nusantara. Kata Nusantara berasal dari bahasa Jawa Kuno, yaitu nusa yang berarti pulau dan antara yang berarti hubungan. Jadi, Nusantara berarti rangkaian pulau-pulau.
Pada zamannya, Sabastian adalah seorang ilmuan yang handal. Dikenal dan diakui oleh ilmuan lain. Dialah yang mengantarkan etnolog dan antropologi hingga diakui sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan. Banyak harta peninggalan yang sempat dikumpulkan oleh Bastian yang dipergunakan untuk kajian antropologi. Namun yang paling popular adalah adalah dua buah buku, yaitu Indonesien Oder Die Inseln Des Malayischen Archipels yang terbit lima buku, dan buku Die Volkev des Ostl Asien. Secara politik, istilah Indonesia untuk pertama kalinya digunakan oleh Perhimpunan Indonesia, yaitu organisasi yang didirikan oleh pelajar-pelajar Indonesia di Negeri Belanda pada tahun 1908. Organisasi tersebut pertama kali bernama Indische Vereeniging. Kemudian nama itu diganti menjadi Indonesische Vereeniging pada tahun 1922. Selanjutnya pada tahun 1922 juga namanya diganti Perhimpunan Indonesia.
Tahun 1928 Kongres Pemuda II di Jakarta menggunakan istilah Indonesia dalam hubungan dengan persatuan bangsa. Kongres Pemuda tersebut pada  tanggal 28 Oktober 1928 menghasilkan Sumpah Pemuda yang di dalamnya tercantum nama Indonesia. Istilah Indonesia secara resmi  digunakan sebagai nama negara kita pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan  proklamasi kemerdekaan Indonesia.
 
Sumber :
http://file2012.blogspot.com/2012/10/penemu-nama-indonesia.html
 

Sabtu, 03 November 2012

foto dan fakta purworejo tempo dulu

Dalam pembuatan artikel ini Saya mempunyai fakta – fakta penting sekitar kota Purworejo dari masa penjajahan Belanda.

1.     1.   Bangunan yang sekarang menjadi agen bus ter besar di kota Purworejo, utara patung WR Supratman.    Dulu milik pemerintah tapi kenapa sekarang milik orang china ya, apakah setelah merdeka diadakan penjualan asset Negara dikota Purworejo.

2.       2. Sekarang menjadi gedung KBN mungkin kurang gedhe ea.
3.    3.   Sekarang menjadi bangunan baru mungkin karena BRI tidak mau memakai bangunan lama.
4.       4. Tugu dan tembok pagar pendopo sudah dibangun pada masanya, lama banget ya.
5.  Pada pertengahan tahun 1970an bangunan ini dipugar kembali, anehnhya pohon itu masih berdiri tegak menghadap sungai.

                                                    

6. Gereja timur alun – alun. Ternyata pagar pelindung bibit tamanam sudah diterapkan pada masa penjajahan Belanda.
                                                   
      

8.      7. Terjadi kesalahan dari sumber, sekarang per4an BRI alun- alun . dulu ditengah pak polisi sekarang tugu besar lagi.


8.  Jangan heran ya, saksi bisu pohon – pohon itu yang sekarang masih ada.
9. Dambil dari tempat pemancingan, direhap pada tahun 1940 karena rusak, dan sampai sekarang belum diganti.
10Masih berdiri tegak sebagian besi hilang untuk kepentingan pribadi.
11. Buh penceng pada masa Belanda sudah ada sampai sekarang dan belum pernah dipugar awet banget ya. Terlihat sampai sekarang gardu listrik, batas jembatan, tembok toko2 china.
12.   Mengalami pemugaran dimuka gedung dan sampai sekarang.
13  Bangunan sudah diganti, anehnya konsep warna gardu listrik (hitam-silver-hitam) sudah ada sejak masa Belanda.
14.   Bangunan sudah diganti.
15.   Gadung utama, pagar  sampai sekarang masih berdiri. Belakang pasar Baledono
16.   Bangunan utama masjid kauman dan bag atas sampai sekarang.
17.   Sampai sekarang sebagai kantor bupati. Sedikit mengalami pemugaran.
18.   Depan hotel Raya, sekarang menjadi masjid, dilihat dari bangunan irigasi sampai sekarang.
19.   Diambil dari toko mas janoko, sudah beberapa perubahan.
20.   Belum diketahui, apakah di purworejo atau kutoarjo.
21.   Berada di Jln magelang-purworejo masih kasar.
22.   Bangunan sudah diganti.
23.   Pendopo masih mengibarkan bendera Belanda.
24.   Bangunan sudah diganti.
25.   Masih digunakan sampai sekarang, 2 anak kecil bermain dengan riang, mungkin sekarang sudah menjadi kakek-kakek.
26.   Sekarang menjadi RST.
27.   Terletak di depan SD maria, dilihat dari pohon beringin, sejak jaman dahulu sudah ada pembagian platAA sebagai Kedu selatan.
28.   bangunan tidak diketahui.
29. terlrtak diBTC dan digunakan sampai sekarang
30.   Salah satu ruangan di otonom.
31.   Sekarang menjadi kentor kelurahan banyu asin.
32.   Bangunan tidak diketahui, dulu pak camat naik kuda sekarang naik mio bukan Honda win.
33.   Sekarang menjadi kentor kelurahan bayan.
34 Sekarang menjadi kantor kelurahan bener. Sudah ada plang, ada yang KKN mungkin pada masa Belanda.
35.   Sekarang menjadi kentor kelurahan gebang.
36.   Bangunan tidak diketahui.
37.   Bangunan tidak diketahui.
38.   Sekarang menjadi kentor kelurahan loano.
39.   RSUD, bangunan sudah diganti.
40.   Bangunan tidak diketehui.
41.   Sekarang menjadi kentor kelurahan bagelen.
42.   Kantor camat purwoejo sekarang, terlihat pendopo masih betdiri.
43.   Sekarang menjadi kentor kelurahan kaligesing, dulu mobil sudah sampai kaligesing.
44.   Bangunan tidak diketahui.
45.   Depan SMK N 3.
46.   Bangunan tidak diketahui.
47.   Bangunan tidak diketahui.
48.   Penghargaan bupati pertama purworejo dari Belanda.
49.   Diambil dari kantor samsat purworejo.
50.   Bangunan sedikit dipugar.
51.   Bangunan utama masih ada.
52.   SMA N 7 bangunan masih ori sampai sekarang dan tempat duduk di taman.
53.   Perbatasan purworejo – magelang.
54.   Bangunan masih ori sampai sekarang.
5     55.   Bangunan masih ori sampai sekarang.
       
Ternyata bangunan, konsep, hukum, nama. Sebagian masih digunakan di purworejo sampai saat ini. Bangunan tersebut masih ada yang masih berdiri tegak sampai sekarang. Mungkin arsitek dan bahan bangunan pada masa itu masih bagus. Sebagian bangunan yang seharusnya menjadi aset budaya pemerintahan jatuh dipeorangan apakah mungkin dahulu terjadi jual beli bangunan pemerintahan untuk kepentingan pribadi.
S
SSumber : http://agunkbening.blogspot.com/2011/04/foto-dan-fakta-purworejo-tempo-dulu.html